Tuhan Sudah Ada Sebelum Segala Sesuatu Ada
Kapan dan sudah berapa lamakah Tuhan ada? Tuhan sudah ada dengan segala kuasa dan kemuliaan-Nya sebelum segala sesuatu ada. Alkitab mengatakan, “Pada mulanya Tuhan ….” (Kejadian 1:1; Yohanes 1:1) Keberadaan-Nya ialah dari kekal sampai kekal. Ia selalu ada, dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Dalam kitab Mazmur 90:2 menyatakan “… dari selama-selamanya sampai selama-lamanya, Engkaulah Tuhan.”
Tuhan bukanlah sekadar kuasa atau pengaruh yang dahsyat. Dia adalah Pribadi yang kita sebut sebagai Allah Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak (Yesus Kristus), dan Allah Roh Kudus. Dialah yang menyebabkan segala sesuatu menjadi ada. Dia adalah Sang Pencipta (Bapa: 1 Korintus 8:6; Anak: Yohanes 1:30; Roh Kudus: Kejadian 1:2; Yesaya 40:12-13).
Alkitab adalah Jawaban
Sejak mulanya, manusia ingin tahu bagaimana segala sesuatu di dunia ini terjadi. Banyak pendapat telah diberikan mengenai asal usul alam ini, khususnya mengenai asal usul bumi. Namun, tidak ada seorang pun yang mengetahui secara pasti jawabannya.
Bagaimanakah kita dapat mengetahuinya secara pasti? Dengan percaya atau mengimani firman Tuhan (Ibrani11:3). Di dalam firman Tuhan, kita menemukan jawabannya dengan pasti. Alkitab tidak pernah berspekulasi sebagaimana teori-teori yang diciptakan oleh manusia. Dengan tegas Alkitab mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa, segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan. (Kolose 1:16)
Walaupun Alkitab menjelaskan mengenai penciptaan dengan singkat, namun Tuhan telah memberitahukan kepada kita segala sesuatu yang perlu kita ketahui tentang permulaan alam semesta ini. Pernahkah Anda bertanya mengapa kitab pertama dalam Alkitab disebut Kitab “Kejadian”? Karena Kitab Kejadian menceritakan tentang permulaan atau asal usul segala sesuatu. Kata “Kejadian” berarti “permulaan”. Kitab ini menceritakan tentang permulaan langit, bumi dan segala isinya. Kitab ini dimulai dengan memberi informasi tentang asal mula alam semesta.
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)
Tuhan adalah Pencipta Alam Semesta
Alkitab secara jelas memberikan jawabannya, yaitu Tuhan. Berikut ini adalah ayat-ayat Alkitab yang menyatakan bahwa Tuhanlah yang menciptakan alam semesta.
- “Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian1:1)
- “Dialah Tuhan … dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia menciptakannya untuk didiami.” (Yesaya 45:18)
- “Kulah yang membentangkan langit dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya.” (Yesaya 45:12)
- “… Ia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya: yang tetap setia untuk selama-lamanya.” (Mazmur 146:6)
Bagaimana Alam Semesta Diciptakan Tuhan?
Berbeda dengan Tuhan, alam semesta ini memiliki titik permulaan. Tuhanlah yang menciptakan alam semesta ini. Ia menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada dan seluruh keberadaan alam semesta ini bergantung kepada Tuhan. Dalam Kej. 1:1, kata “menciptakan” di sini tidak berarti memindahkan atau menghadirkan sesuatu yang sudah ada ke tempat lain yang pada mulanya tidak ada, tetapi membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada tanpa bahan (‘ex nihilo’). Ia menciptakan langit dan bumi dengan Firman-Nya. Alkitab mengatakan:
- “Oleh firman Tuhan langit dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentara-Nya.” (Mazmur 33:6)
Firman Tuhan keluar dari mulut Allah yang berkuasa! Firman Tuhan mencipta segala sesuatu menjadi ada sesuai dengan yang difirmankan Allah itu. Seperti ada tertulis:
- “Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi, Dia memberi perintah, maka semuanya ada.” (Mazmur 33:9)
- “Berfirmanlah Allah: Jadilah ….” (Kejadian 1:3,6,9,11,14,20,24,26)
Keadaan Segala Sesuatu pada Waktu Diciptakan
Kondisi segala sesuatu pada saat Tuhan menciptakan mereka adalah tidak seperti sekarang ini. Kondisi segala hal yang Ia ciptakan adalah baik. Dalam Kejadian pasal 1, berkali-kali disebutkan bahwa setelah Tuhan menciptakan sesuatu, “Ia melihat semua itu baik.” (Kejadian 1:10,12,18,25,31)
Makhluk Hidup Diciptakan Sesuai dengan Jenisnya
Allah menciptakan semua makhluk hidup seperti burung, ikan, dan binatang, dan memberi kemampuan kepada mereka untuk berkembang biak menurut ketetapan-Nya, yaitu “berkembang biak menurut jenisnya masingmasing” (Kejadian 8:19). Tidak ada binatang yang dapat berganti jenis menjadi jenis binatang yang lain. Ketetapan ini masih berlaku hingga hari ini. Setiap makhluk hidup melahirkan keturunan atau anak menurut jenisnya.
Pemeliharaan Tuhan Atas Ciptaan-Nya
Beberapa orang beranggapan bahwa setelah Allah menciptakan dunia dan segala isinya, Ia menarik diri dan membiarkan ciptaan-Nya berjalan sendiri begitu saja. Paham ini disebut ‘Deisme’, bahwa Allah tidak peduli lagi dengan ciptaan-Nya, Ia lepas tangan setelah menciptakan mereka. Hal ini tidak benar. Sampai saat ini Allah masih memelihara ciptaan-Nya. Allah, selain Pencipta Agung dari segala sesuatu, Ia juga Pemelihara, Pemimpin, Pengatur, dan Pemerintah semua makhluk ciptaan, dan benda-benda ciptaan, mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil, dengan kebijaksanaan-Nya yang paling bijak dan pemeliharaan-Nya yang kudus, sesuai dengan pengetahuan yang tidak bisa salah dan kehendak-Nya yang bebas dan tidak berubah.
Apabila langit, bumi dan segala isinya ini masih ada sampai sekarang, ini semua karena pemeliharaan Allah terhadap ciptaan-Nya. II Petrus 3:7 mengatakan: “Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api ….” Semua ciptaan masih ada sampai sekarang karena Allah menopangnya. Ibrani 1:3 menjelaskan bahwa Kristus menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kuasa.
Kata “menopang” di sini tidaklah pasif, tetapi memiliki pemahaman yang aktif karena dengan maksud kehendak-Nya, Ia mengontrol semuanya secara terus-menerus. Jadi, Yesus secara aktif terlibat dalam karya pemeliharaan (Providensia). Hal serupa juga terdapat dalam Kolose 1:7 yang mengatakan bahwa di dalam Dia segala sesuatu ada. Bagaimana dengan kehidupan manusia di bumi ini? Apakah Allah masih memerhatikannya? Ya. Ada banyak ayat dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Ia mengatur kehidupan di bumi ini. Mazmur 139:16 menjelaskan bahwa Allah mengatur kelahiran dan kehidupan manusia. Ia memberikan perlindungan kepada orang benar (Mazmur 5:12; Ulangan 33:12,25-28; I Samuel 2:9), memenuhi kebutuhan umat-Nya (Ulangan 8:3; Filipi 4:19) dan sebagainya. Sebenarnya kalau kita mau sadar, napas hidup yang masih Ia berikan kepada kita saat ini adalah bukti dari pemeliharaan-Nya terhadap manusia.
Ayub 34:14-15 mengatakan: “Jikalau Ia menarik kembali Roh-Nya dan mengembalikan nafas pada-Nya, maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu.” Demikian juga yang dikatakan Mazmur 104:29: “… apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.”
Jadi, Allah masih campur tangan terhadap ciptaan-Nya. Semua keberadaan, sifat-sifat dan gerak segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tidak bisa dilepaskan dari pemeliharaan Tuhan terhadapnya.
Bagaimana Keadaan Segala Sesuatu Sebelum Diciptakan?
- Tidak Berbentuk dan Kosong
“Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi tidak berbentuk dan kosong, kegelapan menutupi permukaan samudra, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” (Kej. 1:1-2) - Penciptaan Waktu
Aspek lain yang menjadi bagian dari ciptaan adalah waktu. Ketika kita berbicara bahwa “sebelum” segala sesuatu Allah sudah ada, bukan berarti bahwa waktu sudah ada dan tidak ada awal mulanya. Sebelum Allah menciptakan alam semesta, waktu tidak ada. Allah hidup dalam kekekalan dan Dia tidak dibatasi oleh waktu atau tempat. Waktu tercipta saat Allah berkata, “… ‘Jadilah terang’ …. Kemudian, Allah memisahkan terang itu dari gelap. Allah menyebut terang itu siang dan gelap itu malam ….” (Kej. 1:3-5)
Bagaimana Allah Menciptakan Alam Semesta?
- Allah Menciptakan dari yang Tidak Ada
Sebelumnya Berbeda dengan Allah, alam semesta ini memiliki titik permulaan. Allah menciptakannya dari yang tidak ada menjadi ada dan seluruh keberadaan alam semesta ini bergantung kepada Tuhan. Dalam Kej. 1:1, kata ‘menciptakan’ di sini tidak berarti memindahkan atau menghadirkan sesuatu yang sudah ada ke tempat lain untuk menggantikan yang sebelumnya. Sebaliknya, Ia membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada tanpa bahan (“ex nihilo”). Dia menciptakan langit dan bumi dengan Firman-Nya. Alkitab berkata: “Oleh firman TUHAN, langit dijadikan, dan oleh napas mulut-Nya, seluruh bala tentara-Nya.” (Mzm. 33:6) Firman Tuhan keluar dari mulut Allah yang berkuasa! Firman Tuhan mencipta segala sesuatu menjadi ada sesuai dengan yang difirmankan Allah itu. Seperti ada tertulis: “Dia berbicara, dan hal itu terjadi; Dia memerintah, dan semua itu berdiri kukuh.” (Mzm. 33:9) “Allah berfirman, ‘Jadilah ….'” (Kej. 1:3, 6, 9, 11, 14, 20, 24, 26) - Tujuh Hari Penciptaan
Penciptaan selesai seluruhnya dalam waktu enam hari yang mengesankan dan menakjubkan. Enam hari secara harfiah, dengan 24 jam per hari, segala sesuatu diciptakan tanpa ada jeda. Dan, Allah menyatakan bahwa semua yang diciptakan-Nya sangat baik. Allah menciptakan semua makhluk hidup seperti burung, ikan, dan binatang, dan memberi kemampuan kepada mereka untuk berkembang biak menurut ketetapan-Nya, yaitu berkembang biak “menurut jenisnya masing-masing” (Kej. 8:19). Tidak ada binatang yang dapat berganti jenis menjadi jenis binatang yang lain, demikian juga manusia. Tidak ada binatang yang bisa menjadi manusia atau sebaliknya. Ketetapan ini masih berlaku hingga hari ini. Setiap makhluk hidup melahirkan keturunan atau anak menurut jenisnya.
Bagaimana Keadaan Setelah Penciptaan
- Semua yang Diciptakan Baik Adanya
Dalam Kejadian pasal 1, setiap hari, setelah selesai menciptakan, selalu disebutkan bahwa, “… Allah melihat bahwa itu baik. ” (Kej. 1:10, 12, 18, 25, 31) Kondisi alam pada saat diciptakan sungguh membuat Allah menyukainya dan menyatakan sukacita-Nya, terutama ketika selesai menciptakan manusia pada hari keenam, Allah berkata, “… itu sangat baik.” (Kej. 1:31) Sekalipun saat ini dunia sudah dihukum Tuhan karena kejatuhan manusia dalam dosa, kebaikan keadaan ciptaan-Nya masih bisa dilihat sehingga kita masih terus bisa mengaguminya (Mazmur). Paulus pun menyebutkan bahwa segala sesuatu yang telah diciptakan Tuhan harus kita terima dengan ucapan syukur (1Tim. 4:4). Itu sebabnya, setiap orang percaya dipanggil untuk bertanggung jawab terhadap semua kebaikan yang telah Allah ciptakan, terutama bumi tempat kita tinggal (1Tim. 6:17). Kita harus terus memeliharanya, bahkan mengembangkannya dengan kreativitas yang Allah berikan sebagai cara kita memuliakan Dia. - Allah Memelihara Semua yang Diciptakan-Nya
Beberapa orang beranggapan bahwa setelah Allah menciptakan dunia dan segala isinya, Dia menarik diri dan membiarkan ciptaan-Nya berjalan sendiri begitu saja. Paham ini disebut “Deisme”, bahwa Allah tidak peduli lagi dengan ciptaan-Nya. Dia lepas tangan setelah menciptakan mereka. Hal ini tidak benar. Sampai saat ini, Allah masih memelihara ciptaan-Nya. Allah, selain Pencipta Agung dari segala sesuatu, Dia juga Pemelihara, Pemimpin, Pengatur, dan Pemerintah semua makhluk ciptaan, dan benda-benda ciptaan. Mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil, dengan kebijaksanaan-Nya yang paling bijak dan pemeliharaan-Nya yang kudus, sesuai dengan pengetahuan yang tidak bisa salah dan kehendak-Nya yang bebas dan tidak berubah. Kalau langit, bumi, dan segala isinya ini masih ada sampai sekarang, ini semua karena pemeliharaan Allah terhadap ciptaan-Nya (2Ptr. 3:7). Semua ciptaan masih ada sampai sekarang karena Allah menopangnya (Ibr. 1:3). Kata ‘menopang’ di sini tidaklah pasif, melainkan memiliki pemahaman yang aktif karena dengan maksud kehendak-Nya, Dia mengontrol semuanya secara terus-menerus. Jadi, Yesus secara aktif terlibat dalam karya pemeliharaan (providensia). Bagaimana dengan kehidupan manusia di bumi ini? Apakah Allah masih memperhatikannya? Ya. Ada banyak ayat dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Dia mengatur kehidupan di bumi ini. Allah mengatur kelahiran dan kehidupan manusia (Mzm. 139:16), Dia memberikan perlindungan kepada orang benar (Mzm. 5:12; Ul. 33:12, 25-28; 1Sam. 2:9), memenuhi kebutuhan umat-Nya (Ul. 8:3; Flp. 4:19) dan seterusnya. Jika kita masih bernapas, ini adalah bukti dari pemeliharaan-Nya terhadap manusia. Jadi, Allah masih campur tangan terhadap ciptaan-Nya. Semua keberadaan, sifat-sifat, dan gerak segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tidak bisa dilepaskan dari pemeliharaan Tuhan terhadapnya. - Tujuan Allah Menciptakan Alam Semesta
Kita telah sering mendengar bahwa Allah menciptakan manusia untuk tujuan kemuliaan-Nya (Yes. 43:7). Akan tetapi, bukan hanya manusia yang Allah ciptakan dengan tujuan. Seluruh ciptaan-Nya diciptakan untuk menunjukkan kemuliaan-Nya, bahkan termasuk bintang-bintang, bulan dan langit, sebab mereka menceritakan kemuliaan Allah (Mzm. 19:1; Why. 4:11). Namun, perlu diingat bahwa Allah tidak punya kewajiban untuk menciptakan dunia yang bisa membuat-Nya menjadi mulia. Allah sudah mulia bersama dalam 3 Pribadi dari kekal sampai kekal. Oleh karena itu, tidak ada apa pun yang bisa menambahkan apa pun dari Allah karena Allah tidak kekurangan apaapa. Jika Allah dengan keinginan-Nya sendiri menciptakan alam semesta, termasuk manusia, itu karena Dia ingin berbagi kebahagiaan kekal yang Dia miliki bersama dengan ciptaan-Nya.